Pesona Kampung Terbungkus

Ketikan Gen Z
0

 


Pesona Kampung Terbungkus

Penulis : Amelia Fibrianti, dkk

Editor: Dawami, S.Sos, M.I.Kom

Perancang Sampul: Nur Hafizah

Penata Letak: Nini Nursima dan Shazrima

Pracetak dan Produksi: TafiDu Pers

Harga: Rp. 53.000

Link Shopee: https://shopee.co.id/product/553894295/17671491216?smtt=0.553913876-1653880753.9

 

 

    Danau Biru Kampung Sri Pulau: Dulu Galian C, Kini Cantik Dipandang Namanya Danau Biru, begitulah masyarakat Kampung Sri Pulau, Kelurahan Tanjung Palas, Kecamatan Dumai Timur menamakannya. Airnya biru, jernih, sejuk dan enak dipandang mata. Terletak di tepian Kampung Sri Pulau sehingga membuat kawasan ini masih terjaga keasriannya. Bentang luasnya, memang tak layak disebut danau, atau lebih tepatnya disebut lopak dari lubang galian. Tersebab memang merupakan bekas galian c yang sudah ditinggalkan. Diameter dari panjang dan lebarnya lebih kurang dari 10 m hingga 15 meter dengan kedalaman air dalam 2 hingga 3 meter. Untuk rekreasi sebagai pelepas penat setelah berjalan keliling menikmati suasana alami, hijau, damai dan kesejukan kampung 'terselubung' oleh perkebunan sawit adalah menjadi eksotis dari rahasia kehidupan alam di Kampung Sri Pulau. 

    Anak-anak kami menghabiskan waktu selama 40 hari di Kampung Sri Pulau sebagai bentuk pengabdian, pendidikan dan mengenal langsung lingkungan masyarakat. Ada dari program studi Ekonomi Syariah terdiri dari 7 orang mahasiswa yaitu Amelia Fibrianti, Bagus Romadani, Cahaya Purnama Sari, Anisa Putri, Putra Rahmi Lovly Sangerta, Robiyatul Adawiyah dan M. Dewi Syafrizal. Sedangkan dari program studi Pendidikan Agama Islam terdiri dari 6 orang yaitu Nurahmadanti, Aprianto, Yuniarsih, Mellini Rahmawati putri, Jodi Pratama dan Maya Soufiya Sari. Kemudian 1 orang mahasiswa dari program studi Muamalah atas nama Yuzirwan Nasution. Sebagai dosen pembimbing yang ditunjuk Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAITF Dumai maka ini bukan merupakan kedatangan pertama di kampung ini, tetapi merupakan kali kedua, tapi yang dapat dirasa dari kampung yang merupakan lahan hibah dari salah seorang tokoh bernama Alm. Nurdin Islami awalnya untuk 20 kepala keluarga dari lahan miliknya. 

    Hingga kini, kampung ini terus berkembang. Hanya terkesan terisolasi dari kampungkampung tetangganya. Oleh sebab itu, kehadiran anak-anak kami mahasiswa IAITF Dumai di kampung ini mendapat sambutan luar biasa. Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ditengah pandemi Covid-19. Tapi kesehatan tetap terjaga dan semangat juga tetap terjaga. Hadirnya buku ini menjadi refleksi dari cerita demi cerita yang membuhul diingatan memori sebagai tapak dari kehidupan mereka. Sebuah harapan tentulah menjadi cerita manis untuk diingat dan kelak diceritakan kepada anak dan cucu bahwa pernah ada, pernah sampai dan pernah saling sapa. Saling kenal, saling marah-marahan dan kemudian merangkul serta menangis saat perpisahan tiba. 

    Semoga buku ini bisa memberi manfaat, terutama dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi sehingga menjadi bahan pengalaman buat kedepannya. Sebab apa yang tertulis menembus ruang dan waktu, dan apa yang tertulis akan tetap tertulis. Bak kata pepatah kuno berbahasa latin mengatakan Nescit Vox Missa Reverti. Artinya, kata yang telah dilontarkan tidak dapat ditarik kembali. Pepatah kedua, Vox Audita Perit, Litera Scripta Manet. Artinya, suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal. Semoga buku ini bernilai seperti pepatah kedua dalam terus membudayakan semangat literasi menulis. Apalagi pengalaman adalah buah dari hasil terindah dari realitas perjalan dan pelajaran hidup itu sendiri.


Dumai, April 2022

Pengantar

 

Dawami, S.Sos, M.I.Kom

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)